Beberapa menit sebelum sholat Jumat(Aku lupa itu jam
berapa) aku ke basecamp panitia. Ada beberapa akhwat yang sedang membungkus
kado untuk games Mystery Box, yaitu Teh Nunu, Teh Ayunda, Kamila, Ghina, dan
Intan.
“Aduuuh, hei, ada
yang bisa bantu ga? Di atas(aula 5, tempat keputrian mau dimulai) garing pisan.
Si Nala kasian jadi MC ga diwaro ade kelas terus. Sebelum keputrian tuh kita
penampilan yel-yel dulu. Ini, satu lagi, ada yang bisa nyambungin in-focus sama
laptop aku ga? Aku belom ngerti euung.” Mintaku pada akhwat yang berada di
situ.
Ghina sudah siap
mau ke atas membawa laptopku, “Yaah, tapi aku belum ngerti masangnya, Mi”
“Sini, sini, aku
aja yang nyambungin in-focus, aku ngerti!” Kesediaan Teh Nunu padaku sambil
bergegas membawa laptopku ke aula 5. Intan dan Ghina juga ke atas ikut membantu
Teh Nunu.
“Sip, in-focus
beres. Mil, kamu kan calon ketua keputriaaan, itutuuuh bantuin Nala nge-MClaah,
kasian pisaaaann. Aku ngurusin ini deh yang buat games Mystery Box, aku kan
logistik.”
“Bener, bener kata
Ermi. Kamila kan mau jadi penerus akuu, hayoo semangaat!” Respon Teh
Ayunda(Ketua Keputrian 2013)
“Haduuuh, Ermi.
Yaudah deh, aku yang tilawah sebelum keputrian ya?”
“Okeoke, terserah
Kamila ajaaa. Oiya! Kamil mau jadi imam buat sholat dzuhur ga? Sebenernya aku
udah minta Ovi, tapi Ovinya nda mauuu. Ragu-ragu dia. Ayoayoo yang hafalan
Qur’an dan akhlaknya baguuus.” Pintaku pada Kamila.
“Kamu aja atuuh.”
Jawab Kamila.
“Ga bisa aku mah.
Aku masih ngurusin yang lain nih, Mil. Kamu aja yaaa, ayoo ke ataas.”
“Yaudah, aku ke
atas.”
Tinggal aku dan Teh Ayunda di basecamp.
“Teh, ada yang bisa
saya bantu?” Tawaranku pada Teh Ayunda.
“Ini, Mi.
Sebenernya bungkus kadonya kurang. Gimana ya?”
“Hemm..”
Tiba-tiba Intan menelpon ku..
“Ermi, ermi,
gawaaaat... In-focus ga bisa nyala-nyala. Gimana ini? Rusak atau gimana? Ada
ikhwan logistik ga di basecamp?”
“Haduuuh kok bisa? Ada
Teh Nunu kan di atas? Aku mah mana ngerti cara nyalain in-focus. Ikhwan
kayaknya lagi pada siap-siap sholat jumat, di sini cuma ada aku sama Teh
Ayunda.”
“Ooh nyalain
in-focus ya, Mi? Yaudah aku ke atas ya!” Teh Ayunda yang mengerti pembicaraanku
dengan Intan langsung siap membantu ke aula 5.
“Teh Ayunda
sekarang mau ke atas, Tan. Tunggu aja di atas yaa... aku ngurusin buat games
sekarang. Wassalamualaykum.” Aku mengakhiri pembicaraan di telepon.
Di basecamp tinggal aku sendiri. Karena tadi melihat pekerjaan
Teh Ayunda, aku langsung menggantikannya. Aku duduk di bawah lantai dan
bekerja. Tiba-tiba beberapa ikhwan datang, Rian dan Tsabit.
“Wah, parahlah,
basecamp kosong.” Kata Rian seolah berbicara sendiri. Rian masuk dan memastikan
handphonenya yang sedang di charger.
“Waah, parah,
basecamp kok kosong? Kan udah dikasih tau kalo basecamp jangan kosong.” Tsabit
menambahkan.
Aku yang duduk di
bawah diam saja. Mau bilang kalo di basecamp tuh ada orang, eoy! Hingga
akhirnya mereka sadar dan tertawa sendiri.
“Eh, ada Ermi
deng!” Kata Tsabit lega kalau basecamp tidak kosong.
“Eh iyaa, ada Ermi
haha. Jagain HP urang ya..”
“Kok kalian ga
sholat jumat?”
“Ini mau sholat
jumat, belum mulai kok.”
“Ooh yaudah, cepet
gih, jangan terlambat..”
“Basecamp jangan
kosong yaaa...” Tsabit mengingatkan kembali.
Pekerjaan untuk games Mystery Box sementara itu selesai. Melihat basecamp yang
berantakan, aku ga tega dan memulai untuk membersihkannya. Haha, seperti biasa,
tas, jaket, dan sepatu ikhwan tersebar agak berantakan. Ingat pesan El, kalau
akhwat ga ada kerjaan yaa minimal merapihkan basecamp saja. Aku merapihkan
basecamp sampai ikhwan pada selesai sholat jumat.