Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources

Siapa tuh Ermi?

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Halo, nama lengkap saya Ermida Debita. Teman-teman yang sudah dekat memanggil saya Ermi, kalau yang baru kenal biasanya Ermida. Saya lahir 12-12-96. Sekarang saya sedang merantau ke Bandung untuk sekolah, tepatnya di SMAN 5 Bandung. Doakan saya semoga perantauan saya tidak sia-sia dan diberkahi Allah ya! Aamiin.

Uang Hasil Jerih Payah Sendiri Itu Berbeda

0 comments

Sering ya kita dengar kalau mencari uang itu tidak mudah? Pada kenyatannya memang benar sekali lho. Aku merasakan hal itu dan memang Subhanallah ketika kita mendapatkannya dari hasil jerih payah sendiri. Setelah dapat pun mengalokasikannya harus pintar.
Awal bulan biasanya aku jualan makanan ringan di kelas dan kadang sampai kelas-kelas lain. Hanya awal bulan saja? Sebenernya ngga juga sih, tergantung masih ada stok jualannya atau tidak. Aku beli makanan ringan buat dijual juga pakai uang sendiri. Kalau sudah balik modal diputar lagi, untungnya suka dilapor ke ibu dan biasanya buat tambahan uang jajan aku. Kalau disuruh ngedanus dari ekskul, untungnya yaa disetor ke ekskul yang bersangkutan.

Pernah di semester 1 dan 2 aku dapat rezeki dari tempat yang ga aku duga. Alhamdulillah.. Itu juga bukan semata-mata datang sendiri, tetapi melalui proses dulu yang namanya usaha. Di semester 1 aku pernah ikut lomba puisi mewakili sekolah yang diadakan oleh Kementrian Hukum dan HAM di Bandung. Padahal tau lombanya mendadak, tapi Alhamdulillah bisa menjadi juara. Aku latihan baca puisi sehari sebelumnya di kamar kostan dan sepertinya suaraku terdengar sampai luar, aku malu, tapi yasudahlah. Juara 2 dapat handphone, handphone n*x**n. Walau merk handphonenya mungkin dianggap 'ga banget' sama orang lain, tapi engga buat aku. Aku bersyukur banget.
Semester 1 berlalu, aku udah ga pernah kepikiran lomba puisi dulu. Namun ada guru yang mengingatkan dan bilang kalau yang dapat juara di semester 1 karena mewakili sekolah akan mendapatkan reward dari sekolah. Dari situ aku ingat dan hanya bersyukur. Aku fikir Alhamdulillah kalau dapat reward dari sekolah, 100-250rb lumayanlah buat tambahan uang bulanan. Kalian tahu teman? Tenyata reward dari sekolah itu sebesar Rp. 1jt. Aku bersyukur dan senang sekali. Aku sms ibu dan bapakku ketika itu. Hari penerimaan reward pun datang. Banyak juga yang mengalami hal sama seperti aku. Deg-degan ketika dipanggil dan disuruh maju. 

Ibu bilang setengah dari uangnya ditabung, suatu hari nanti pasti akan kerasa besar manfaatnya ketika uangnya ditabung. Aku ikuti saran ibu. 500rb ditabung dan 500rb lagi aku jajanin. Hehe. Aku beli headset, tas, jajan, dan 'secret' dari uang itu. Memang benar-benar terasa ketika sesuatu yang kita beli memakai uang hasil jerih payah sendiri, teman.

Uang Itu Sensitif

0 comments

Ibu pernah bilang ke aku kalau pegang uang itu sensitif. Awalnya aku mikir, sensitif ke uang kayak gimana emang? Haha dan aku pun merasakannya. Jreng jreng~
Benerlah, yang namanya megang uang itu pusing. Awal semester dulu aku jadi bendahara di kelas, gilelah nagihinnya aja susah banget. Abis itu ya, pusing menggila nyatet pengeluaran dan pemasukannya. Kenapa? Mungkin karena pertama anak-anak yang bikin aku ribet dan yang kedua karena aku di Bandung juga udah capek buat pegang uang aku sendiriii. Haha mungkin ada yang mikir aku tuh lebay, tapi jangan salah, memang bener kenyataannya lho. Aku pegang uang bulanan dari SPP, uang kostan, uang makan, dll udah butuh jiwa dan raga. Pas pegang kas kelas tambah-tambah lagi. Hehe aku juga lupa kenapa dulu aku yang jadi bendahara. Eh, tapi Alhamdulillah lho ada yang mau gantiin posisi aku, Alhamdulillah pisan, itu aku konsultasi dulu ke orang tua bagaimana baiknya. Pas aku turun jabatan keuangan kelas bersih kok, tenang sajee :D Hemmm tapi tapi, itu tergantung kitanya masing-masing ya. Untuk saat ini aku memang belum bisa memegang berbagai macam uang, tapi kan belum tentu dengan kalian. Bisa jadi kalian sudah handal dalam memanajemen uang. Aku masih dan akan terus belajar, insya Allah. Minta doanya ya.. Hehe

Harapan Orang Tuaku Bukan Sembarang!

0 comments

Setiap orang tua pasti memiliki harapan yang besar tehadap anaknya. Menurut aku itu merupakan hal yang wajar dan bukannya memang keharusan ya? Kalau orang tua ga punya harapan besar ke kita, kita sendiri juga yang rugi. Kurang faham tujuan hidup kita mau seperti apa kedepannya. Biasanya kan sebagian besar cita-cita seorang anak salah satunya adalah membanggakan dan membahagiakan orang tua. Jadi ketika orang tua menunjukan harapannya yang besar ke kita, kita jadi termotivasi berusaha mewujudkan itu. Otomatis orang tua mendukung dan kita pun akan percaya diri. Hehe tentunya harapan yang positif ya.. Eh, aku ngomongnya belibet ga? Yaudah deh, yang penting kalian nangkep opini aku.


Sebenernya aku tuh mau share, kadang-kadang aku sendiri juga merasa bersalah kalau orang tua dengan optimis menyatakan harapan besarnya dan aku yang malah ga percaya diri. Bukan karena apa-apa aku ga percaya diri, tapi mungkin karena aku yang kurang memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia dan kurang bekerja keras. Aku yakin harapan-harapan itu bukanlah suatu ketidakmungkinan yang bisa aku wujudkan, tapi gimana ya? Haduuh setan suka godain aku sih. Yaa.. Alhamdulillah sejauh ini aku masih bisa mengalihkan sehingga aku percaya kalau harapan-harapan besar orang tuaku bukanlah suatu kebetulan ataupun suatu hal yang mustahil. Selama aku mau bekerja keras dengan belajar, belajar, dan berdoa, I think nothing is impossible in this world. Thank you very much for all. You make me hold out in a place that I've never known before!  

IPA atau IPS Yaa?

0 comments

www.google.co.id

Temen-temeen, kalian masih galau ga milih jurusan buat kelas 2? 
Aku masih agak-agak nih... :( Sebenernya aku udah janji sama diri sendiri sebelum tes psikotes buat penjurusan di sekolah, aku bakal terima hasil apa-pun dan bakal ngikutin hasil itu. Sebelumnya aku tuh pengennya IPS karena mau jadi diplomat, tapi kata bapak sama ibu aku punya bakat di IPA dan diplomat juga bisa dari IPA. Oke, udah. Terus hasil psikotes tuh aku disaranin IPA, jiaah mutlak jadinya >:/  Heheh yaudah insya Allah kalau nilai bisa, aku ingin masuk IPA. Aamiin. 
nah, galaunya itu apa yaa? Gini nih, Hubungan Internasional sama Teknik Kimia jauh ga? Kalo kata aku mah jauh masa. Aku ingin kalau kuliah HI, tapi ibu sama bapak menyarankan teknik kimia. HI itu kata kakak kelas banyak yang dari IPS kalau teknik kimia ya mutlak IPA. HI juga  ga jarang dari IPA, nah makanya aku cari jalan aman yaitu IPA, supaya memantapkan apa bakat dan minatku di kelas 2 dan 3. 
Dari anak IPS, kalau IPA tuh orangnya individualis, kerja buat sendiri dan kurang faham permasalahan di masyarakat. Kata anak IPA, anak IPS sebenernya ga salah ngomong itu, mereka emang berlajar sosialisasi, dll, mereka tahu permasalahan di masyarakat, tapi mereka ga tahu apa solusinya karena mereka selalu menghafal dan logikanya jarang dilatih. Wets kayak orang yang lagi debat ya? Engga koo maksud aku itu netral. Jadi intinya, antara anak IPA dan IPS dua-duanya penting. Kalau dalam suatu pemerintahan hanya ada salah satunya, dijamin pemerintahannya  bakal krik-krik alias kurang efektif. 
Nah yang sekarang, aku dapet dari someone lah pokoknya, kalau anak IPS itu jadi atasan, kalau IPA jadi pekerja. IPA yang jadi dokternya, IPS yang punya rumah sakitnya. Huaa ga maksud apa-apa. Ini aku hanya sedang sharing. Diluar itu, menurut aku semua relatif. Tergantung individu masing-masing. Mau jadi anak IPA ataupun IPS dua-duanya penting dan bisa berkontribusi di masyarakat. Untuk aku sendiri, galauan aku nih aneh kadang-kadang doang munculnya. Yaa.. mudah-mudahan abis liburan pilihanku benar-benar sudah mantap. Aamiin.

Semuanyaaaaa jangan sampai salah memilih jurusan. Pilihlah yang paling baik untuk kalian, Pilih jurusan yang memang sesuai bakat dan minatmu. Soalnyakan entar kalian belajar buat kalian sendiri, bukan buat orang lain. Setelah kalian sudah jadi orang ahli dibidang masing-masing, baru deh bekerja buat diri sendiri, orang tua, keluarga, agama, masyarakat, dan negara. 화이팅! がんばって! SemangkA!

Perjalanan Pulang Libur US Kakak Kelas 2012

0 comments

Alhamdulillah sekarang bisa liburan lagi ke Tangerang, hehe. Biasanya kalau hanya libur sebentar ibu dan bapak bilang tidak usah pulang ke rumah karena ongkos mahal. Kalau dulu pulang ke Tangerang naik travel Cipagant* yang ke Bintaro, tapi kemarin aku pulang naik bis Primajas* (lebih hemat) lhoo yang jurusan Harapan Indah dan ketemu bapak di Mall Metrapolitan, Bekasi. Kata ibu sama bapak kalau mau naik bis harus sama temen, nah makanya kemarin itu aku pulang bareng Nala, anak rantauan juga, tapi dari Bekasi. 
Pas pulang aku sama Nala paling riweuh, rempong pula. Heheh soalnya kalau diliat-lliat hanya kami penumpang yang SMA. Penumpang lain sepertinya kerja atau kuliah. 
Perjalanan di bis seperti orang lain pada umumnya. Yaah bedanya aku sering banget nanya, "bentar lagi ya, Nal?" "Iya" jawab Nala dan itu Nala asal aja bilang iya-iya tapi masih sejam lagi. 
-..-" Kalau diitung-itung pas udah masuk daerah yang sering kulihat setiap 10 menit aku nanya, "bentar lagi ya, Nal" hahah maapiiin.
Pas udah deket Mall Metropolitan itu kami lagi ngobrol sesuatu (aku lupa apa) dan itulah yang menyebabkan kami lupa untuk turuuun. Parah pisanlah di situ. Kami rempong lagi~  Akhirnya aku ke depan dan minta izin ke supir bisnya pas lagi lampu merah buat minta turun. Untungnyaa kata bapaknya, "Oh, iya boleh, tapi cepet yaa.. soalnya udah mau lampu hijau" Aku sama Nala langsung buru-buru, "Ayook, Nal"
Okeeh intinya jangan sampai seperti kami ya, malu tau minta turun di lampu merah ++"

Followers

Thanks For Visiting, Hopefully Could Be Useful And Don't Forget To Leave Suggestions In The Suggestion Box ^^